Yakhin dan Boas

TB- Nama kedua tiang tembaga di muka pintu Bait Allah di Yerusalem. Namanya berarti: "semoga (Tuhan) meneguhkan" dan "kuat (oleh Tuhan)", a.l. 1Raj 7:21.

Nama dua tiang besar dari perunggu yg dihiasi, berdiri di sebelah kanan dan kiri jalan masuk ke Bait Suci Salomo (1 Raj 7:21; 2 Taw 3:15-17). Waktu Yerusalem dimusnahkan thn 587 sM kedua tiang itu dirobohkan dan logamnya dibawa ke Babel (2 Raj 25:13). Di Bait Suci yg dinubuatkan oleh nabi Yehezkiel tiang-tiang ini didirikan kembali, tapi dari kayu (Yeh 40:49).

I. Pembuatannya

Kedua tiang perunggu berongga ini adalah karya Hiram dari Tirus, yg dicetak dalam tuangan tanah yg digali (Yer 52:21) dengan mengikuti cire perdue -- metode lebur cetak yg dimulai oleh bangsa Asyur pada zaman Sanherib (ARAB, 2, 1929, hlm 169). Tingginya 18 hasta dan tebal lapisan perunggunya 4 jari (1 Raj 7:13-15). Berdasarkan ukuran hasta yg panjangnya kr 52 cm (*TIMBANGAN DAN TAKARAN), maka tinggi tiang itu adalah 9,36 m, dan garis tengahnya 0,988 m. Kepala tiang 5 hasta (2,58 m), maka tinggi seluruhnya adalah 11,94 m. Tapi 2 Taw 3:15 mencatat 'dua tiang yg tingginya 35 hasta'.

Beda data ini sudah pernah dijelaskan dengan menganggap bahwa catatan Taw adalah jumlah tinggi kedua tiang itu, dengan menerima 1 hasta untuk kedua bagian ujung, yaitu yg masuk dalam kereta penopang dan ruas ganja, yg tidak ditunjukkan dalam 1 Raj 2. Dalam 2 Raj 25:17 kedua ruas ganja itu dikatakan dicetak padat dan tingginya 3 hasta; di sini tinggi itu berkurang dua hasta; kekurangan ini menurut beberapa ahli mungkin terjadi pada pemugaran Bait Suci oleh Yoas atau Yosia, dan kemungkinan lain adalah akibat salah baca dari angka-angka terdahulu.

Di bagian atas kedua tiang itu terdapat ruas ganja 'ganda'. Ini mengacu kepada gaya'Ionia' atau keduanya dicetak terpisah; dan inilah bagian yg 'berbentuk bunga bakung' (syusyan) atau keempat daun bunga yg sedang melengkung terbuka, 'lebarnya' (ba 'ulam, 1 Raj 7:19), 4 hasta, beserta bulatan yg besar (ay 41, gulla). Ada juga jala-jala, sevakha, yg terdiri dari 7 rantai sambung-menyambung yg mengelilingi kedua ganja itu. Di sinilah bergantungan 100 buah delima, dan dengan demikian menutupi bagian atas bunga bakung itu.

II. Tujuan

Tiang kembar ini tegak bebas, tidak menopang atap balai ruang besar, tapi di 'dekatnya' (1 Raj 7:21) dan di 'depannya' (2 Taw 3:17). Keduanya dimasukkan dalam daftar perabotan, bukan ke dalam bangunan Bait Suci itu sendiri. Tiang-tiang yg dihiasi serupa itu terdapat di kuil-kuil Palestina dan Siprus (abad 9 dan 10 sM) juga berupa karya ukir gading dari Arslan Tasy dan Nimrud, dan sisa-sisa tiang yg berdiri bebas di depan kuil Nabu yg ditemukan di Khorsabad (lk 710 sM). Fondasi untuk tiang-tiang seperti itu ditemukan di kuil bertarikh abad 13 sM di Hazor. Herodotus (2. 44) menceritakan tentang dua tiang besar dekat kuil Herkules di Tirus, yg 'bercahaya pada waktu malam'. Cerita ini membenarkan bahwa tiang-tiang seperti itu adalah umum di seluruh Asia Barat. Tidak ada bukti bahwa tiang-tiang itu merupakan penopang untuk lambang-lambang Allah atau tempat-tempat lampu. Yeivin menganggap bahwa tiang-tiang itu melambangkan kehadiran Allah, seperti tiang api dan asap pada pengembaraan di padang gurun (Kel 33:9; Ul 31:15). Tugu-tugu atau tiang-tiang seperti itu ditemukan sejak zaman Sumer juga zaman modern ini.

III. Nama

Nama tiang-tiang itu mungkin mengaitkan ingatan kepada leluhur raja Daud dari pihak ibunya (seorang suku Simeon bernama Yakhin, Bil 26:12) dan dalam suatu keluarga imam (1 Taw 24:17) dari pihak bapaknya (*BOAS). Tapi yg Iebih mungkin ialah nama-nama itu mungkin merupakan kata-kata pembukaan dari nubuat, yg memberi kekuatan kepada wangsa raja Daud: ump 'Yahweh akan meneguhkan (yakhin) takhtamu untuk selamanya' dan 'Raja akan bergembira dalam kekuatan (be'oz) Yahweh' atau sesuatu yg menyerupai itu.

KEPUSTAKAAN. R. B. Y Scott, JBL 57, 1939, hlm 143 dst; H. G May, BASOR, 88, 1942, hlm 19-27; S Yeivin, PEQ 91, 1959, hlm 6-22; J Ovellette, RB 76, 1969, hlm 365-378. DJW/MHS/HAO